Itu pernah dialami Persik Kediri dan Arema FC yang harus melakukan perombakan Stadion Brawijaya dan Stadion Gajayana. Permasalahan yang sama kini dihadapi Persibo Bojonegoro yang bakal bertarung di panggung AFC Cup musim depan setelah menjuarai Piala Indonesia 2012.
Sejauh ini belum ada keputusan pasti terkait persiapan Persibo untuk menyambut laga di level Asia tersebut. Ada dua opsi yang bisa diambil Laskar Angling Dharma, yakni menyewa stadion lain yang lebih besar, atau merenovasi Stadion Letjen H Soedirman yang sekarang masih minim fasilitas.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dikabarkan siap mengucurkan dana untuk merenovasi stadion berkapasitas maksimal 15.000 penonton tersebut. Namun mereka juga butuh waktu untuk melakukan renovasi, apalagi untuk mencapai standar AFC jelas butuh banyak perubahan.
Pilihan lainnya adalah menyewa stadion yang fasilitasnya sudah standar internasional. Ada sejumlah pilihan yang bisa diambil Persibo, di antaranya Stadion Brawijaya (Kediri), Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Gajayana dan Stadion Kanjuruhan (Malang), Stadion Sultan Agung (Bantul), atau Stadion Manahan (Solo).
Stadion-stadion tersebut paling tidak sudah tak membutuhkan renovasi untuk bisa dijadikan venuelevel Asia. Namun jarak menjadi persoalan yang harus dipertimbangkan, selain tentu saja biaya sewa stadion serta biaya lain seperti akomodasi tim.
Di antara stadion-stadion tersebut, ada dua yang pernah dijadikan kandang rim Oranye, yakni Stadion Brawijaya, Kediri, dan Stadion Sultan Agung, Bantul. “Kami inginnya tetap di Bojonegoro. Persibo masih melihat bagaimana kemungkinan untuk merenovasi stadion,” ungkap Manajer Persibo Nur Yahya.
Persibo telah menerima saran dari PSSI untuk memakai Gelora Bung Tomo, Surabaya. Namun tawaran itu buru-buru ditampik karena berlaga di surabaya kurang menguntungkan untuk suporter Boromania. Sebab dikhawatirkan terjadi hal negatif, terutama gesekan dengan suporter Persela Lamongan, LA Mania.
“Kalau pun nanti kami menyewa, mungkin tidak di Surabaya karena berisiko bagi supporter. Lagipula kami pernah bermain di Stadion Brawijaya, Stadion Sultan Agung, maupun di Manahan. Saya kira stadion-stadion itu lebih nyaman bagi supporter dan layak untuk AFC Cup,” terang Yahya.
Persibo sendiri sempat mendapatkan lampu hijau dari pemerintah setempat terkait renovasi stadion. Kandang Laskar Angling Dharma itu berada di bawah pengelolaan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Persibo sendiri harus menyewa belasan juta untuk setiap pertandingan.
Nur Yahya membenarkan sudah ada rencana memperbaiki stadion setelah Persibo dipastikan mewakili Indonesia di ajang AFC Cup. “Memang ada rencana itu. Tapi detilnya belum ada, misalnya apa saja yang akan direnovasi dan apakah sesuai dengan standar AFC. Kami masih menunggu itu,” tandasnya.
Stadion letjen H Soedirman pernah diverifikasi PT Liga Indonesia ketika promosi ke Indonesian Super League (ISL) pada 2010 silam. Namun verifikasi itu hanya sebatas kelayakan untuk menggelar pertandingan liga reguler domestik, bukan untuk ajang internasional.