Setidaknya dana senilai Rp1,5 miliar dianggarkan pemerintah kabupaten (pemkab) Bojonegoro untuk merehabilitasi Stadion Letjen H Soedirman, yang menjadi homebase tim Persibo. Langkah ini dilakukan, bila tim berjuluk Laskar Angling Dharma tersebut memastikan diri menggelar pertandingan berskala Asia di Bojonegoro, dan tidak memakai atau menyewa stadion lainnya.
Persibo sendiri bakal mewakili Indonesia di pentas Asia (Piala AFC), sesuai dengan keputusan dari PSSI pimpinan Djohar Arifin Husein, sebagai juara Piala Indonesia 2012. Sementara Semen Padang akan berlaga di ajang Liga Champions Asia (LCA), selaku jawara kompetisi Indonesia Premier League (IPL) musim 2011/12.
Stadion Letjen Soedirman harus 'dipermak' sesuai standar AFC (Konfederasi Sepakbola Asia), agar layak menjadi tuan rumah kompetisi level Asia. Pemkab Bojonegoro sendiri telah menganggarkan dana rehabilitasi, dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2011 sebesar Rp900 juta.
Kemudian, proyek rehab dilanjutkan dengan dana senilai Rp600 juta dari APBD 2012. Proyek terakhir, yang akan digarap adalah pemasangan paving jalan melingkari stadion dan gapura.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bojonegoro Andi Candra mengatakan, rehabilitasi yang dilakukan mengacu standar PSSI, AFC maupun FIFA. Antara lain tentang lokasi press conference, fasilitas tribun, pintu masuk khusus pemain yang terpisah dengan penonton, juga pintu keluar yang nyaman untuk kegiatan jurnalistik (mixed zone).
Berikutnya yang menjadi sasaran rehab adalah rumput di stadion, termasuk rumput di belakang penjaga gawang yang tidak boleh terlalu tinggi. Dan yang tak kalah penting adalah, lampu stadion dengan pencahayaan sesuai standar AFC. Tahun lalu, saat proses rehabilitasi berlangsung, tim AFC kebetulan melakukan pengecekan ke stadion.
“Jadi bisa dikatakan stadion kita ini [Stadion Letjen H Soedirman] sudah berstandar internasional, tinggal renovasi beberapa bagian saja," kata Andi Candra.
Kendati begitu, masih ada beberapa fasilitas yang perlu dibenahi lagi, salah satunya pintu jenis rolling door yang akan diubah menjadi harmonika. Untuk fasilitas hotel dan penginapan di Bojonegoro, sebut Andi, sudah memenuhi syarat. Persoalannya bukan ada pada status hotel berbintang atau tidak, tapi lebih pada kriteria layanan yang harus ditingkatkan.
“Harus bersih dan fasilitasnya tidak jauh dengan hotel berbintang. Kita sudah sosialisasikan itu ke beberapa pengelola," sambungnya.
Pemkab Bojonegoro mau tidak mau harus membenahi Stadion Letjen Soedirman, bila tidak ingin Persibo menjamu lawan di luar kandang dalam AFC Cup nanti. PSSI sempat menawarkan solusi, agar Laskar Angling Dharma menyewa Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) yang ada di Surabaya, tapi itu jelas mengurangi kebanggaan warga Bojonegoro. Apalagi, biayanya juga tidak murah.
"Jujur, kalau saya memilih di Bojonegoro, dengan pertimbangan Boromania [sebutan bagi suporter Persibo] jika lewat Lamongan takut terjadi bentrok antar suporter. Selain itu, biaya sewa GBT juga tinggi bisa mencapai Rp75 Juta. Sementara di Stadion Bojonegoro cuma Rp19,5 juta dengan diskon, kalau tidak diskon Rp40 juta," tutur media officer Persibo Bojonegoro Imam Nurcahyo, saat dikonfirmasi GOAL.com Indonesia.
Hal yang sama juga diakui manajer Persibo Bojonegoro Nur Yahya. Menurut pria yang akrab disapa Yayak ini, secara pribadi dirinya juga sangat mendukung bila Persibo menjamu lawan-lawannya di pentas Asia nanti di Stadion Letjen H Soedirman. Tapi kalau pun pada saatnya nanti memang masih dirasa belum layak, dirinya juga tak keberatan bila skuat Persibo menjamu para lawannya di stadion alternatif. (gk-43)